Selasa, 15 Desember 2015

International Maritime Youth Program West Sulawesi University 2015

Halo aku Halwa Latief Naja dari Distrik 12 Pacitan yang sedang belajar di UNS Solo dan sedang mengikuti International Maritime Youth Program 2015 yang berada di Majene Sulawesi Barat.

Semua berawal dari chat dari salah satu penghuni grup Line yang aku ikuti. Walaupun aku sudah tau akan pendaftaran ditutup tanggal 22 Novemver tapi aku telat daftarnya sampai web nya udah tutup pendaftaran. Yaudah kirim eamil ke panitia nya boleh ndak masihan daftar hehe. Eh ternyata boleh dan suruh kirim CV dalam bahasa inggris malam itu atau pagi nya yaudah langsung deh aku kebut translate CV ku. Dan Alhamdulilah aku dapat balesan email dari panitia sorenya wkwk. Eh iyaa aku khawatir gak keterima karena di web itu tidak ada namaku padahal sudah dapat balasan email yang berisi bahwa aku keterima. Yaudah kan panik, aku coba carik nama nama yang keterima di FB, aku search gitu. Dan muncullah nama mbak Cici Fakhrunnisa. Aku tanya banyak dengan dia, eh ternyata nyambung pertemanan karena dia temennya mbak Dika pas Exchange ke Kanada setahun yang lalu. Fyi mbak Dika itu temennya mbak Tatsa yang sekelompok sama aku pas Java Summer Camp di Jogja 2013.

Hari pertama, 01.00 29 November 2015
Disaat sedang menderita flu aku harus berangkat dari Solo jam 1 dini hari menuju Surabaya karena mengejar jadwal penerbangan. Menaiki Bus Eka ternyata tidak seperti yang dibayangkan. Sangat nyaman dan kedinginan haha. Penumpang juga dapat makan di daerah Ngawi dengan menukarkan kupon yang didapat saat membayar biaya perjalanan. Dan saat kita makan itu kita jam 3 pagi. Tiba tiba dibangunin dan diwajibkan turun jadi semacam orang bingung gitu. Lanjut lagi perjalanan ke Surabaya dan sampai sana jam 8 pagi di terminal Bungurasih/Purabaya. Aku langsung oper naik bus DAMRI tujuan Bandara Juanda. Untuk tiket dan harga bis nanti dijelasin di bawah. Itu sekitar 30 menit sampailah aku di Bandara. Dan ternyata itu beda maskapai beda turunnya dari bus. Aku turun di Lion Air. Dan aku mendapat jadwal penerbangan ke Makassar pukul 12.50. yaudah aku nunggu di bandara sampai jam 11.00 untuk check in. Karena aku udah check in online yaudah tinggal nunjukkin buktinya aja, gampang banget. Sehabis itu aku nukerin bukti check in dengan kartu boarding pass di Counter jurusan Makassar. Aku masuk pintu 4 dan nunggu lumayan lama. Membunuh waktu dengan mlongo. Itupun belum ditambah delay setengah jam -___-. Tapi setelah itu lancar perjalanan dari Take Off sampai Landing-nya. Ada pengalaman yang nyesek. Aku lupa pake peredam suara buat telinga. Jadi aku kan lagi pilek. Nah telinga tuh rasanya bindeng gitu (semacam ketika kita ngomong tuh suaranya menggema di telinga. Gak nyaman banget suer). Pas take off tuh enak banget rasanya, plong gitu bindengnya ilang. Eh pas mau turun itu rasanya sakit banget telinga kiriku, kayak ditusuk tusuk jarum sakit banget. Udahlah gakpapa pikirku aku tahan. Oke turun itu jam 16.00 WITA aku langsung nyari rombongan Intl Maritime Youth Program di terminal kedatangan. Langsung dikasih makan sama panitia dan lanjut Sholat karena udah masuk Asar. Setelah nunggu peserta lain datang aku berkenalan dengan peserta lain dan ternyata ada yang dari Jawa juga, dia kuliah Unnes, aslinya Cilacap dan kembarannya itu ternyata di UNS dan kost nya deket kost ku. Namanya mbak Isnaeni Pangestika. Ada Afriansyah dari Palembang, ada Mas Wahyu dari Palu, Mbak Hikmah dari Kalimantan Utara, Mbak Yosephine dari Medan. 
ini sewaktu di Bandara Hasanuddin dengan peserta IMYP. ada Bang Wahyu, Azwar, mbak Riska, John, mbak Yosephine, Iqbal, mbak Hikmah, mas Rafid, mbak Sasa, mbak Qisti, dan Afri

mbak Tika dan mbak Yosephine
bawa lumayan banyak barang. Solo Travelling
Setelah pukul 17.00 kita keluar bandara menuju bus yang bakal mengantar kita ke Majene. Lupa bus apa namanya tapi bagus kok bus nya, lengkap fasilitasnya. Keluar dah tuh bus dari bandara. Aku dapat teman duduk namanya Mas Rafid dari Jakarta tapi kuliah di Kelautan Unsoed. Katanya perjalanan ke Majene 8 jam. Itu artinya jam 1 dinihari baru sampai Majene. Namun apalah, kita berhenti buat Sholat Maghrib dan Isya dulu + makan jagung yang menurutku agak aneh haha. Di daerah Barru kita berhenti buat makan jagung, sekitar jam 21.00 itu pas kita baru aja tidur gitu kan trus bangun buat makan jagung, jagung rebus tapi dengan sambel. Pasti aneh yang belum merasakan, tapi enak kok, apalagi tambah kopi anget. 
ini nih jagung sambel hehe.
Udah deh muka gada yang beres semua, kan bangun tidur itu. Udahlah ndakpapa, lanjut lagi perjalanan ke Majene. Tiba tiba itu dibangunin buat turun itu jam 1.39 dinihari. Nurunin barang (fyi aku bawa tas carrier 40L, tas punggung, tas kamera DSLR) repot bawanya. Oper naik mobil gitu dan dibawa ke Hotel, namanya Villa Bogor Leppe. Oke langsung dapat kamar dengan anak Malaysia, namanya Nurzie Khaznil. Karena penasaran dengan Vila Bogor Leppe, aku googling dimana itu dan bagaimana kualitasnya. Dan hasilnya sungguh memuaskan, ekpektasiku tinggi terhadap hotel ini haha

ini peserta IMYP yang di Hotel B'Nusabila

Hari kedua, 07.30 WITA 30 November 2015
pemandangan depan kamar hotel Villa Bogor Leppe
Bangun bangun aku buka kamar sudah terang, dan WOW ITS AMAZING. Pemandangan depan kamar pas aku buka pintu itu langsung laut lepas. Jadi itu hotel menghadap laut langsung, dan harusnya pas malem itu aku liat tapi karena udah capek yaudah gak merhatikan haha. Oke aku mandi dan langsung makan. Makannya pun spesial, nasi kuning dan telur rebus balado, minumnya kopi. Setelah itu kita menghadiri acara Dies Natalis dan Wisuda Universitas Sulawesi Barat. Kita peserta diantar dengan Bendi, setelah itu kiat Opening Ceremony di temapt yang sama yaitu Masjid Agung Majene yang terletak di tepi pantai. Opening itu sekitar habis dhuhur. 

ini sewaktu Opening Ceremony.
hmmmm selingan
Cuma sebentar kok langsung selesai dan kita pergi ke hotel, tapi karena ada beberapa teman dari Thailand yang ingin mencarai SIM card yaudah ita mampir ke toko yang jual itu. Setelah itu balik ke hotel dan mandi langsung tidur akunya, capek coy. Bangun bangun jam 4 itu depan pintu rame, ternyata itu ada acara yang punya hotel ini nyalon jadi bupati Majene dan itu semacam posko pemenangan gitu, rame banget suer. Kita killing time dengan foto foto di loteng gitu yang lebih luas menghadap lautnya. Sehabis maghrib gitu kan makan, aku sama mbak Yosephine dari Medan yang kuliah di IPB dan mbak Feby, mbak Feby itu ternyata seniornya mbak Cici dan mbak Dika pas Pertukaran pelajar ke Kanada, lebih duluan 2 tahun. Dia udah sering keluar negeri, semacam sudah biasa. Mbak Feby ini dari Maluku yang tidak keliatan orang Malukunya, bicaranya logatnya logat Jakarta banget. Tapi asik, tanya apa aja dijawab haha. 
ini nih yang namanya mbak Feby :D
Sehabis makan tuh kita pengen ke supermarket ingin beli makanan dan perbekalan lain, eh ketemu ibuk yang ngurusi Catering gitu dan numpan mobilnya karena emang supermarketnya jauh, eh malah diajak ke rumah Ibuknya di daerah Tinambung. Lumayan jauh sih tapi asik, disana itu katanya ada rumah adat tertua di Polewali Mandar milik nenenya ibuknya itu, bangunannya masih ala ala Belanda gitu jendelanya. Lalu kita balik lagi ke Hotel dan ngobrol di Loteng sampai malam dan menikmati alunan musik dangdut Duo Racun yang diundang demi pensuksesan pencalonan bapak yang punya hotel.

Hari ketiga 1 Desember 2015
Pagi pagi kami dibangunkan sama panitia untuk bersiap sarapan dan bersiap untuk menuju tempat pembuatan Sandeq. Itu adalah kapal kecil yang digunakan masyarakat Polewali Mandar untuk balapan, itu kapal ramping dan layarnya besar, panjang sekitar 5 meter dan tingginya bisa sampai 10 meter.itu sampai disana dijelaskan oleh Pak Ridwan Alimuddin. Itu bapak masuk CNN Heroes. 
ini namanya pak Ridwan Alimuddin dengan perahu pustaka Pattinggaloang nya yang setia menemani

habis penjelasan tentang Sandeq dan sejarahnya

penjelasan pak Ridwan tentang kapal Sandeq
itu dijelaskan bahwa itu kapal Sandeq udah pernah ke Australia, Jepang, Prancis. Setelah itu ke pembuatan tenun, namanya Lipa Sa’be. Itu semacam sarung tenun untuk baju adat Polewali Mandar. Bisa dibuat baju maupun sarung. Itu lumayan lama mbuatnya, sekitar 4 hari-1 minggu untuk 1 lembar Lipa Sa’be. Itu tempatnya di bawah rumah panggung adat Polewali Mandar. Jadi katanya ketika suaminya berlayar menggunakan Sandeq, itu istrinya kan di rumah ndakada penghasilan, makanya itu istri menenun Lipa Sa’be untuk mendapatkan uang untuk makan sehari hari dan untuk kecukupannya. Itu sampai siang panas banget kan pindah pindah rumah untuk melihatnya.
sedang menenun

proses pembuatan Lipa Sa'be
 Setelah itu pergi  ke tempat bersejarah di Tinambung deket pasar Tinambung, itu rumah adat besar banget dan antik gitu warnanya. Dan ternyata itu semacam kerajaan atau tempat Raja Balanipa yang itu merupakan kerajaan terbesar di Sulawesi Barat diantara 14 Kerajaan lain. Kita di critain itu tentang sejarah Mandar dan hukum hukum adatnya.
ini merupakan Rumah Raja Balanipa yang kita kunjungi

mbak Feby emang model banget gayanya di dalam rumah 

perabotan yang ada dalam rumah
 Habis itu kita balik ke Hotel dengan menggunakan angkot yang disebut Pete-pete. Sorenya kita ke pantai gitu kan padahal masih capek dan ngantuk. Kita niatnya mau berenang di pantai. Kita menuju pantai Barrene. Eh ternyata salah dan gakada orang disana. Panas banget disana langsung laut lepas. Ada semacam dermaga dan kita foto-foto haha. 
dalam foto : mbak Hikmah, mbak Ratu, Momoka
Yaudah kita pindah pantai yang lebih private dan lebih enak buat berenang. Namanya pantai Dato. Namun karena masih ingin foto foto aku pun memilih menunda hasrat berenang di pantai. Karangnya juga menurutku tajam tajam sih makanya agak takut juga,
Pantai Dato atas

ini yang namanya mbak Husna

hmmmmmmm
aku hunting dengan model nya Mbak Husna dari Kedokteran Hewan Unair hahaha. Ala-ala model gitu. Udah puas hunting, nyebur deh ke laut karena pengen merasakan, tapi asin banget airnya. Iayalah namanya juga laut kan. Cuma bentar sih renangnya sekitar setengah jam udah gak betah renang haha. Ke darat dan ganti, langsung balik ke hotel. Itu pantai deket kok ke hotel Villa Bogor sekitar 5 menit. Malemnya kan kita kira free, ternyata ada semacam acara sosial gitu dengan ketemu sama pendiri Sulawesi Barat, ketua panitia dan LO peserta, panitia yang lain. Aku telat dateng ke acaranya, sama si Nurzie haha, kirain belum mulai kan ternyata udah mulai agak lama. Itu tempatnya di Lobby Hotel Villa Bogor. Sampai agak malem kok itu sekitar jam 11 maleman. Lanjut tidur.

Hari Keempat, 2 Desember 2015
Halooo, kita sekamar ketinggalan Pete-pete untuk menuju Sandeq Race. Kita bangun jam setengah 9 haha. Beruntung nasib kita ada panitia yang melihat kita masih di kamar jadi ada yang nungguin berangkatnya. Dan aku pengen banget untuk ikut Sandeq Race sebenernya. Tapi karena udah telat dan belum sarapan yaudah gagal deh. Itu yang ikut Sandeq Race Cuma 8 orang dari peserta IMYP. Momoka dari Jepang, Eve dari Thailand, Chau dari Vietnam, Bang Rizwan dari Malaysia, Hong dari Singapura, Satria dari Kalimantan Timur, Welly dari Bangka Belitung, Mbak Fiona dari Jakarta, Wayan dari Bali.
inilah Sandeq yang digunakan balapan atau Sandeq Race

layar Sandeq mengembang dan mulai menjauh
Dan kita yang gak ikut Sandeq Race ikut game gitu dan balik ke Hotel. Disana istirahat sebentar dan makan siang lanjut jalan jalan ke Pantai, namanya Pantai Taraujung, itu airnya bersih banget gitu, lumayan jauh dari Hotel sih ke arah Mamuju itu jalannya. Dan itu kayak Virgin Beach gitu tempatnya karena tersembunyi, itu pemandangannya kayak Lombok Island. Asik bangett.
objek foto lebih indah tanpa saya. dari kiri Mas Luhur, mbak Yosephine, mbak Feby, mas Rafid

mbak Qisti in frame

mbak Feby dan mbak Yosephine
Udah sore kan, ada yang mandi juga beberapa, kita pindah ke tempat lain yang lebih jauh, namanya Rewata’a, itu jalannya di pinggir laut langsung cuma dibatasi pake tembok pembatas gitu. Dan pemandangannya juga asik, cuma ada beberapa vandalisme gitu di batu batunya.
ini tim yang beli Bakso dan Mie Ayam bareng
Itu berhenti agak lama, beli lah aku Es Teller, tapi namanya Es Campur, itu semacam wedang ronde tapi dalam bentuk es, isinya ada jenang, mutiara, kacang tanah, manis banget kok itu, eh ternyata udah jam setengah 6 yaudah balik kita. Pas mau sampe di Hotel, kita turun dan beli Bakso, Mie ayam gitu ber 5, aku, Mas Rafid, Mas Luhur, Mbak Feby dan Mbak Yosephine. Itu sampai jam 7 kalo gak salah dan mampir supermarket beli beberapa perlengkapan di hotel haha. Kita ke hotel nya jalan kaki, sekitar 200meter sih. Sampai sana langsung mandi dan makan malem, langsung dah itu ke Lobby untuk briefing buat menginap di rumah nelayan hari berikutnya. Aku makan malem lagi dan untuk menginapnya aku dapat di Desa ke-3 namanya Desa Tammangalle, Kecamatan Balanipa, Kabupaten Polewali Mandar. Dengan Mbak Husna, Nurzie, Mas Aden, dan masih banyak lagi. Oke kan sudah itu kita balik kamar dan packing baju baju karena check out besoknya jam 3 sore dan ada kegiatan sebelumnya. kita akhiri malam itu dengan melihat TV di kamar dan menikmati AC yang sangat dingin haha.

Hari Kelima, 3 Desember 2015
Aku bangun jam setengah 6 haha karena tidak ingin telat dan aku pasang alarm 4 apa 5 kali gitu dari jam setengah 6 sampai jam 7. Aku langsung mandi biar seger. Jam 7 kita udah dijemput buat sarapan. Makan nya nasi kuning dengan telur balado. Itu makanan khas sana. Oke makan kan dan jam 8 kita bersiap buat seminar di Sandeq Room di Hotel Villa Bogor Leppe. Itu pembicaranya ada Bapak Rahmat Hasanuddin sang Penemu Sulawesi Barat yang menjelaskan asal mula Sulawesi Barat dan bagaimana perkembangannya sampai sekarang menjadi provinsi yang maju dna berkembang dalam berbagai sektor, Bapak Mohammad Zaky dari Malaysia yang menjelaskan tentang hukum hukum dalam maritim dalam koridor hukum Internasional, jadi mulai dari batas batas maritim dan mana saja yang boleh diambil sumberdayanya oleh negara sampe batas mana, dan Bapak Jamaluddin Fitrah Alam dari Makassar yang meneliti Rumpon, ternyata rumpon inituh sangat penting dalam dunia nelayan, mereka menggunakan rumpon untuk menandai batas kepunyaan mereka di laut sekaligus tempat bagi ikan kan kecil di bawah air yang tentunya akan menarik ikan ikan besar untuk mendekat mencari mangsa, ini belum ada di Jawa saya kira.
ini saat Guest Lecturer dengan pembicara yang luar biasa
Itu sampai sekitar jam 12 siang dan sehabis itu kita makan siang dan free sampai jam 3 sore. Untuk packing barang barang yang mau dibawa saat menginap di rumah nelayan, aku memanfaatkan dengan tidur siang karena sangat pening ni kepala. Jam 3 bangaun dan dianter ke tempat desanya, namanya Desa Tammangalle, Kecamatan Balanipa, Kabupaten Polewali Mandar.
ini mereka mereka yang berada di tempat selain Desa Tammangalle yaitu Desa Labuang
Itu tempat sangat tenang dan sejuk karena mungkin pinggir pantai gitu kan. Kita disambut di rumah Kepala Desa, dipanggilnya Pak Desa. Dikasih makan dan dikasih sambutan. Setelah itu agak free bentar, kita beberapa orang memanfaatkan dengan pergi ke pantai. Eh ternyata disana banyak anak kecil mandi di pantai gitu, bener deh pantainya tuh paling bersih daripada pantai pantai lain yang pernah dikunjungi di Sulawesi Barat. Itu sekitar 20an anak kecil mandi di pantai, rasanya pengen nyebur tapi karena belum persiapan yaudah gajadi. Mereka mandi dengan ada ayunan yang ditaruh di ujung pohon kelapa yang menjorok ke pantai.
pemandangan suatu senja di Desa Tammangalle
Kita sebenernya nungguin sunset namun karena ketutupan kelapa makanya gakada sunset yang terlihat. Dan jam 6 kita balik ke pak Desa dan sholat. Kemudian makan malem dan penempatan ke 4 rumah yang tersebar di dekat rumah Pak Desa. Itu semua masih saudara katanya. Aku dan temen-temenku dapat rumah kedua yaitu rumahnya Bu Halifah dan Pak Sudi. Bener dah rumahnya tuh bersih banget, rapi, simple desainnya, kan rumah panggung gitu, kita disambut dengan nge-teh bareng. Kita ambil kipas angin di rumah Pak Desa dan kita tidur lumayan awal di jam 10 malem.

Hari Keenam, 4 Desember 2015
Setengah 6 aku bangun untuk sholat subuh di masjid kan. Itu ndak dingin suasananya. Niatnya pengen ke pantai habis dari sholat, tapi ternyata lebih nyaman di rumah aja. Oke lanjut tidur haha. Jam 8 aku mandi dan sehabis itu makan pagi, mkaan nya enak kok, pakai ikan laut asin, udah lama banget gak makan beneran. Ya walaupun lagi sariawan di lidah namun karena sudah pengen ya mau gimana lagi :3. Oke sehabis itu free acaranya, kita niatnya jalan jalan di pantai sama mbak Husna, mbak Urwa, mbak Kiki, eh ternyata si Rafid dan Fiona sama Nurzie sudah mandi duluan, yaudah aku sma mbak Urwa ikutan mandi haha, asik kok, tapi asin airnya. Pedih di mata. Sekitar 1 jam renang dan snorkeling kita bosen dan mengeringkan baju dengan berjalan di pinggir pantai. Eh kita lihat tuh ada elang laut terbang rendah, ada 2 Elang, namun sayang pas aku ambil kamera SLR burungnya udah entah kemana. Oke lanjut mengeringkan baju dan balik balik udah jam 10.45. 
ini yang dilakukan oleh Desa Labuang pada hari pertama di desa nelayan yaitu bersih-bersih pantai
bakar bakar ikan hasil tangkapan
mbak Husna dengan adiknya Lobster
Oke mandi yang kedua kalinya dan karena capek ketiduran sampe mau Jumatan. Oke bangun dan berangkat Jumatan. Jumatan mulai sekitar 12.20 dan selesai jam 1 siang. Sehabis itu kita makan siang dan jam setengah 2 kita lihat pembuatan kapal nelayan. Itu kapal katanya dibikin selama 7 bulan dengan biaya 500 juta. Sangat luar biasa karena hanya 2 orang pekerja. Mungkin kapalnya sepanjang 10 meter dan tinggi 2 meter lebih. Setelah dari sana kita menuju pembuatan minyak kelapa. Itu terbuat dari santan yang sudah disaring dan tingal airnya. Nah airnya itu akan dimasak lama sampai berubah menjadi minyak dan gumpalan, setelah sangat lama pemasakan akan terpisah antara gumpalan dan minyaknya. Gumpalannya berwarna coklat. Setelah itu disaring untuk diambil minyaknya, dan setelah itu dilakukan penyaringan lagi dengan menggunakan mesin press tradisional untuk mendapatkan minyak sisa yang belum tersaring. Eh tau tau udah asar tuh waktu, kita sholat dan balik lagi kepantai untuk menaiki kapal. Ya gakpapa lah, first time naik kapal haha. Itu ada 3 kloter dan aku mendapat kloter kedua. Kapalnya berbentuk Sandeq namun dalam bentuk yang lebih kecil dengan layar yang kecil pula. Itu muat sekitar 10 orang, ya walupun hanya berputar saja namun itu cukup menyenangkan kok. Dan kita akhiri sore itu dengan berjalan kaki ke rumah tinggal dengan Urwa dan mbak Husna ama mbak Kiki. 
numpang naik kapal kecil milik nelayan

berangkat mencari nafkah
Malamnya sehabis Isya itu kita berkumpul di rumah 3 untuk membiacarakan Farewell Party untuk masyarakat sekitar. Ya lumayan lama tapi efektif kok untuk membahasnya. Lanjut kemudian mabuk durian. Om nya mbak Riska datang ke daerah Tammangalle bawa durian 10an, dan yang makan hanya 6 orang untuk 7 durian. Bener bener puas kok. Trus balik rumah dan Good Night.

Hari Ketujuh, 5 Desember 2015
Bangun bangun sudah jam setengah 6 dan baru sholat subuh. Setelah itu ada teriakan dari mbak mbak yang bawa motor, namanya mbak Husna yang satu rumah sama aku. Dia udah duluan sama mbak Kiki karena bawa motor kan, aku nyusul sama si Iqbal ke pantai, eh kita dapat kesempatan naik perahu, tapi sebuah tragedi terjadi karena pas pake perahu kecil gitu kan semacam sampan, aku bawa HP, kamera lengkap, dan perahunya terbalik, beruntung tuh masih dangkal pantainya, sepaha. Jadi HP kecebur di air karena ditaruh di kantong celana kan dan kamera aku taruh di tas kecil gitu tas kamera. Udah gitu HP jadi gakbisa nyala deh haha. Oke lanjut si Iqbal mandi dan berenang renang di laut. Oke skip makan dan lanjut penanaman Mangrove di Gonda Mangrove Park di Desa Labuang.
Halo mbak Nayli lagi di Gonda Mangrove Park
Itu tuh pantainya asik banget. Oh ya kita dipandu dengan tour guide yang sangat berpengalaman, namanya Pak Ridwan. Dia yang tempo hari mengajarkan kita akan pentingnya Sandeq dan semuanya. Pantainya dangkal kok, tapi makin lama makin dalam tuh pantai. Sampai kita tuh pada angkat celana biar gak basah. Dan sampai tempatnya penanaman itu udah banyak yang ditanam, namun banyak juga yang belum ditanam. Satu anak itu kira kira pegang 5 pohon. Pohonnya kecil namun panjang, itu diangkut sama perahu kecil. Eh tuh perahu malah dimainin sama temen-temen buat ke tengah. Overall bagus kok pemandangannya langusng menghadap ke pegunungan Sulawesi Barat.
sebelum basah basah dan sebelum menanam mangrove

saat tiba di ladang penanaman mangrove

Wayan in action

perahu tempat pohon mangrove

pohon mangrove

hampir semua di foto
Ya sekitar 2 jam menanam mangrove, itu pohon habis juga kan, kita balik ke daratan.
ini anak nempel mulu  haha

 Saya menanam mangrove

bang Aden menanam Mangrove

mbak Husna menanam Mangrove

mbak Kiki menanam Mangrove

Urwa menanam Mangrove

mbak Mul menanam mangrove
Dan sebenarnya ada acara snorkeling di baratnya tempat menanam mangrove. Sayang aku gak ikut karena emang gak persiapan buat ikut snorkeling. Katanya karangnya bagus sih. Kita menunggu di daratan aja, dapat makan dan dapat air kelapa, namun dagingnya kelapa tidak kita makan karena emang udah keras itu, jadi susah kita ambil. Mungkin sudah cocok buat jadi bumbu masak untuk dijadikan santan. Oke skip kita balik ke desa Tammangalle untuk acara selanjutnya. Yaitu melihat proses pembuatan minyak kelapa di daerah Tammangalle. Namun lagi lagi aku gak ikut haha, sengaja tidur karena capek sekali. Sorenya diajak mandi ke pantai sama mbak Husna. Dia tuh kayak tergila gila sama air laut dan pengen banget buat renang. Kali ini sama Rafid dan sama mbak Kiki kita ke pantainya. Si Iqbal masih tidur di rumah. Oke kita sampai malam itu ke pantainya. Dan kan naik perahu, itu sampai rusak pelampung sampingnya, karena ikatannya lepas kan gara gara itu sama anak kecilnya pas Rafid naik perahu, di pegang terus padahal si Rafid udah sampai tengah. Pas Rafid naik itu sampai 2 kali apa 3 kali gitu perahunya kebalik dan airnya masuk ke kapal. Namun karena dia bisa berenang its not a big problem for him. Malamnya kita berencana buat bakar bakaran. Mulainya jam 9 itu kita mulai bakar bakaran jagung, ikan laut gitu di depan rumah pak Desa. Dan bapaknya itu mengiringi bakar bakaran kita dengan alunan gitar yang lagunya itu lagu lagu sendu menurutku karena nada nada nya itu nada sendu dan merindukan kekasih yang telah lama pergi haha. Jam 10 itu baru mateng semua dan dimulai dengan makan jagung bakar dengan mentega dan saos, kecap. Sehabis itu karena ikan nya sudah mateng ya kita disuruh masuk ke rumah pak Desa untuk makan, itu ada 2 macam ikan, yang 1 itu ikan dibelah 2 gitu semacam ikan asin dan yang 1 nya itu ikan tanpa dibelah yang dibumbui dan dibakar. Lupa apa namanya ikan apa itu. Yang jelas udah ngantuk banget aku jam setengah 11  aku balik dan tidur agak cepet malem itu. Itu malam terakhir di Tammangalle. Karena paginya kita balik ke Hotel.

Hari Kedelapan, 6 Desember 2015
Halo, ini hari terakhir kita di Tammangalle. Hari keempat juga disana, pagi pagi aku diajak si Urwa ke pinggir pantai liat sunrise katanya, tapi sampai jam setengah 6 dianya belum muncul muncul padahal katanya habis subuh haha. Yaudah aku tunggu aja trus tiba tiba dia datang dan berangkat kita. Sampai sana sudah mulai terang. Fix gagal liat sunrise. Sampai jam 6 kita di pantai dan balik ke rumah buat packing balik, eh ternyata aku kepikiran buat ambil uang dulu di ATM, langsung pinjem mbak Latifah yang bawa motor kan. Di tengah jalan liat kecelakaan parah, karena ada air dibawah mobil gitu warna merah, tapi gakada orang nya udahan. Kayaknya udah sekitar 20an menit. Habi dapet uangnya, aku ke rumah pak Desa buat liat kain Lipa Sa’be kalik aja ada yang cocok, eh ternyata yang cocok banyak banget haha. Dan uang aku kurang. Kesalahan banget beli banyak dan uang mepet huhu. Beli 3 lembar kain yang jelas. Yang 1 udah jadi baju gitu, yang 2 masih lembaran. Sampai jam 7.30 aku milih milihnya padahal udah pada packing dan Pete-pete yang jemput juga udah dateng. Langsung deh cepet-cepet buat belinya. Disana juga aku dimintai tolong sama pak Desa buat nyariin barang di Jawa untuk membuat produk Lipa Sa’be menjadi lebih indah. Oke lanjut sampai hotel itu jam 8.30 dan langsung lanjut seminar banyak hal tentang maritim dan tentang suku Mandar dan sekitarnya yang masih menyimpan beribu misteri. Yang ngisi ada pak Jamaluddin Jompa, Pak Ridwan Aliuddin yang ngejelasin tentang adat adat suku Mandar dan bagaimana mereka pergi melaut, ada pantangan dan juga anjuran, itu dijelaskan juga berbagai macam kapal yang digunakan nelayan untuk melaut, ada lagi yang ngisi Dr. Faridah Jafar dari Malaysia, ada lagi pak Sudirman Said. Itu sampai jam 1 dan kita check in ke hotel lagi buat masukin barang barang dan mandi bersihin badan. Oh ya habis itu kita nyusun ppt buat di presentasiin malemnya tentang gimana selama di kampung nelayan. Apa aja yang didapat. Beruntung ada Iqbal di kelompok aku. Haha. Malemnya kita presentasi tentang ngapain aja selama di kampung nelayan, sampek jam 11 malem kita masih presentasi. Eh pas di tengah tengah presentasi tiba tiba Mr. Nasir marah marah kan, karena ada beberapa peserta yang gakada di tempat acara. Sampai pada diem semua dan tegang gitu, apalagi yang duduk di depan depan. Trus pada dipanggil yang gakada buat maju ke depan. Tiba tiba ada yang bawa kue ultah. Ternyata si Nurzie yang ulang tahun. Sebenernya telat sih, tapi baru dirayain gitu haha. Sehabis itu diumumin presenter terbaik nya. Yang ketiga si gaktau, yang kedua si Rafid, yang pertama si Luhur. Dan diumumin bahwa besok kita free seharian kecuali malemnya.

Hari Kesembilan, 7 Desember 2015
Seharian kita free kan tapi juga persiapan buat tampil di closing ceremony gitu semacam pertunjukan masing masing negara. Di Indonesia terbagi menjadi 2 yaitu Hotel Villa Bogor dan Hotel B’Nusabila. Di B’Nusabila mereka nunjukin tari Zapin, Poco-poco dan acapella Burung kakatua. Anak-anak Villa Bogor nunjukin tari Saman. Persiapannya Cuma 3 jam haha. Sorenya aku diajak si Satria buat renang di Pantai Taraujung, di tengah jalan ada sweeping polisi dan kita khawatir kalo dicegat haha, akhirnya enggak. Btw kita berempat yang ke pantai, ada Satria, Aku, Bang Aden, Bang Asdim.
pemandangannya pantai Tarujung

satu lagi di Taraujung

yakin deh bakalan balik lagi menikmati keindahan pantai Taraujung

buat renang juga asik bangeeet

ini bang Aden dan Satria sewa kapal nelayan buat muter muter pantai
Ke pantai itu sampai jam setengah 6 dan habis itu kita ke Cafe Lakayang kalo ndak Kalayang di Jl. Trans Sulawesi Poros Majene-Mamuju. Kita disana cuma pesen minum karena waktunya terbatas banget dan jam 7 harus balik ke hotel buat prepare pertunjukan.
tersangka kabur dari Hotel ke Cafe Lakayang
 Ya Alhamdulillah pertunjukannya lancar sih walaupun cuma bentar. Dan malemnya itu diumumin award award gitu.
Momoka dari Jepang dan Yuki dari Vietnam menarikan Tari Jaipong
Bujangan dari Hotel B'Nusabila

tari Saman oleh penari dari berbagai penjuru Nusantara
ini sebagian Award-nya. kalo salah dibenerin yaaa... The Most Friendly Winda. The Most Exotic Christ. The Most Fisherman Wannabe Rafid Shidqi. The Best Couple Chris and John. The Hottest Male Christ. The Hottest Female Fanta. The Most Sensational John. The Most Serious Tan Wei Hong. dan aku masik nominasi The Best Couple sama si Urwa, entah apa motifnya, yang jelas itu dikerjai sama temen temen yang di desa Tammangalle huvt.
hahaha
Setelah itu foto foto dan berakhir sudah kegatan kita di program International Maritime Youth Program 2015.
closing ceremony

penari Saman in case

Hari Kesepuluh, 8 Desember 2015
Pagi pagi gitu kita dapat kabar bahwa pemberangkatan menuju Makassar mulai jam 8. Itu kita menuju ke Hotel B’Nusabila dulu buat jemput anak anak disana biar barengan pakai Pete-pete. Nah sampai sana tuh juga kita suruh nunggu dulu sekitar 30 menit buat nungguin bus dateng. Aku ribet banget, soalnya baa tas Carrier gitu kan, tas punggung, tas kamera, souvenir gitu kn, udah gitu masih diminta tolong bawain koper milik temen. Kasian juga kan kalo cewek bawa koper gitu. Kopernya besar besar gitu kek mau exchange aja. Beneran besar banget, dan berat. Aku gak dapet bis karena sibuk bantuin masukin koper ke bagasi kan, akhirnya aku dapet mobil sama mbak Riska, John, Aswar, Mbak Husna, Mbak Mul, mbak Kiki, sama Urwa. Di tengah jalan bapaknya tiba tiba berhenti, ternyata kita disuruh turun buat foto foto haha. Tapi bagus kok tempatnya, di daerah Polewali Mandar masihan. Sehabis itu naik lagi dan berhenti pas makan siang di daerah mana aku lupa namanya, yang jelas setelah Kab. Pinrang. Aku inget punya temen di Polewali Mandar, di Pinrang, tapi apa daya  mobilnya kan gak mungkin berhenti buat aku ketemu temen haha. Ada Tiwi di Pinrang, dan Dinda di Polewali Mandar, sebenarnya masih ada lagi beberapa, tapi aku lupa karena dulu yang deket 2 orang itu karena sekelas pas Perkemahan Ilmiah Remaja Nasional. Sampe daerah sebelum Maros kita berhenti lagi karena sopirnya capek kayaknya haha daerah yang jual Dange gitu, iu makanan khas sana. Lanjut lagi sampai daerah Makassar masuk Tol gitu kan, tapi tolnya itu pendek kok, Cuma 15an km gitu katanya, dan masuk ke Hotel milik UNM namanya Lamacca. Depan Phinisi kampus UNM. Langsung check in karena sudah jam 6 itu. Dan katanya jam setengah 7 ada 2 Shuttle bis mau ajakin keliling makassar. Yaudah langsung tata tata dan masukin tas ke kamar kan. Pertama diajakin ke Sumba Opu. Itu sebenernya nama jalan dan disana ada toko kerajinan dan oleh-oleh gitu, eh pada kalap semua karena emang murah murah sih disana harga barang-barangnya. Beneran murah murah. Sayang banget kalo gak beli. 
di depan toko Keradjinan

ini kreseknya
Disana juga aku baru nyadar kalo uangku tinggal 22.500 rupiah haha. Entah gimana pulang dari Juanda ke Solo haha. Oke lanjut lagi jalan jalan ke Trans Studio Makassar. Cuma muter-muter doang karena emang gakada duit sama sekali. 
Bukti pernah ke TSM

mbak Husna dalam tempat yang sama

rata-rata anak Hotel B'Nusabila dan aku pengganggunya
Dan udah kan puas disana, lanjut pulang gitu tapi karena pada laper yaudah 12 orang itu ikut bis gitu nyari Coto Makassar. Eh beneran deh itu enak banget dan makannya gak tanggung tanggung ada yang habis 5 ketupat haha. Murah kok itu harganya.
coto Makassar asli Makassar
 Pulangnya niatnya mau naik pete-pete tapi karena udah berhenti beroperasi yaudah jalan deh itu kita sekitar 1 km. Eh pas udah mau nyampe gitu ada angkot pada nunggu gitu, yaudah ngapain cobak naik angkot kalau udah deket gitu huvt. Sampe hotel itu langsung diajakin buat cerita-cerita di Kamar 316 kamarnya mbak Yosephine. Ada banyak orang disana kok, ada Niko, Iqbal, Welly, Mbak Yosephine, Mbak Feby, Mbak Hikmah, Mbak Rizkah, Thau, Fanta samapi jam 2 ngobrolnya, karena juga udah beli makanan banyak banget gitu kan mbak Feby sama mbak Yosephine. Emang sengaja buat ngobrol disana. Eh tapi si Urwa sama mbak Husna gakmau gabung kan, yaudah aku susul ke kamarnya di 202. Dia ngopi foto gitu dan malah cerita cerita banyak. Mbak Husna udah tidur karena emang udah jam 1 aku ke kamarnya. Kita cerita banyak banget sampai jam 3. Dan karena udah ngantuk banget yaudah aku tidur kamar itu juga, tidur bawah gitu mereka berdua tidur diatas.

Hari Kesebelas, 9 Desember 2015
Jam setengah 5 alarm udah bunyi, keras banget sumpah dan gakada yang bangun itu 2 anak. Sampai jam 5 aku rela ndengerin alarm tiap 2 menit dan 2 anak itu tetep gak bangun. Aku akhirnya ngalah dan pindah kamar ke kamar asliku buat sholat dan tidur lagi, eh ternyata udah ada kloter pertama yang ke bandara yaitu Luhur, Mbak Yosephine dan lain lain, karena emang belum sepenuhnya sadar yaudah aku gak nganterin ke bawah dan langsung tidur, pas keluar kamar bentar ketemu mbak Feby dan ditanyain kok gak nganterin mbakmu tif? Aku jawab aja siapa mbakku mbak dengan wajah polos dan tanpa salah haha. Dia jawab lagi lahh ituloh mbak Yosephine dia bilang. Ohiyaaaa trus aku langsung lari kebawah tapi mbak Feby mencegahku, sama aja dik mbak Yosephine udah naik taksi ke bandara. Haha yaudah aku lanjut tidur dan bangun jam 7 buat siap siap berangkat, lanjut bawa barang barang turun dan makan pagi bareng Welly sama Niko. Pas udah mau selesai si Urwa sma mbak Husna baru dateng. Yaudah aku nungguin mereka. Sehabis makan langsung deh itu taksi buat nganter udah dateng yaudah aku masukin barang dan tasku ke bagasi. Aku Cuma 2 orang pas kloterku. Aku sama mbak Qisti. Ke bandara cuma 30 menit dan disana nunggu mbak Tika karena emang aku se pesawat sama dia, dia sms kalo kita suruh duluan aja. Yaudah langsung ke counter buat ambil boarding pass dan udah langsung deh di ruang tunggu.
bukti pernah ke Bandara Hasanuddin

sePesawat sama mbak Tika
Pesawat jam 11.30 tapi delay setengah jam sekitaran. Mbak Qisti duluan naik pesawatnya ke Jakarta jam 11. Sampai Surabaya aku langsung oper ke Terminal Purabaya dan Sholat, makan, dan naik bus ke Solo. Sampai di Solo jam 8 malem dan langsung dijemput sama Isyfan. Thankyou Isyfan. Thankyou International Maritime Youth Program West Sulawesi University 2015 di Majene, Sulawesi Barat.


Harga harga sewaktu aku disana, entah kalau sudah berbeda sekarang
Bis EKA Solo-Surabaya PP
Rp. 170.000
Bis DAMRI Terminal-Bandara
Rp. 50.000
Pesawat Lion Air Surabaya-Makassar
Rp. 1.100.000
Hotel Villa Bogor 1 malam
Rp. 400.000
Sarapan
Rp. 40.000
Coffe break
Rp. 40.000
Ruangan Seminar di Villa Bogor
Rp. 2.500.000/hari
Bakso+Es Teh
Rp. 20.000
Kain Tenun bermotif kapal asli Tammangalle 4 meter
Rp. 250.000
Kain Tenun tidak bermotif asli Tammangalle 4 meter
Rp. 200.000
Kain tenun 2 meter dan selendang di Sumba Opu  Makassar
Rp. 37.000
Kain sarung di Sumba Opu
Rp. 40.000
Tote Bag
Rp. 25.000
Miniatur Sandeq
Rp. 150.000
Bensin 1 liter
Rp. 10.000
Kartu Telkomsel paketan 2 GB
Rp. 75.000
Es Pisang Ijo
Rp. 10.000
Es Campur
Rp. 5.000

Thankyou buat semuanya atas pengalaman yang tak terlupakan selama International Maritime Youth Program.
Thankyou juga buat fotografer kita yang berjasa mengabadikan kegiatan kita.
ini mbak Tika dengan kamera Canon 7Dnya yang sangat luar biasa

Satria dengan Canon 600D dan teknik dan volume foto yang waw

mbak Qisti dengan kamera Canon Kiss dan Lensanya yang supeeeeeeer
mbak Qisti di Rewata'a
aku mah apa cuma beajaran haha

nemu foto aneh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar