Halo aku Halwa Latief Naja dari Distrik 12 Pacitan
yang sedang belajar di UNS Solo dan sedang mengikuti International Maritime
Youth Program 2015 yang berada di Majene Sulawesi Barat.
Semua berawal dari chat dari salah satu penghuni grup
Line yang aku ikuti. Walaupun aku sudah tau akan pendaftaran ditutup tanggal 22
Novemver tapi aku telat daftarnya sampai web nya udah tutup pendaftaran. Yaudah
kirim eamil ke panitia nya boleh ndak masihan daftar hehe. Eh ternyata boleh
dan suruh kirim CV dalam bahasa inggris malam itu atau pagi nya yaudah langsung
deh aku kebut translate CV ku. Dan Alhamdulilah aku dapat balesan email dari
panitia sorenya wkwk. Eh iyaa aku khawatir gak keterima karena di web itu tidak
ada namaku padahal sudah dapat balasan email yang berisi bahwa aku keterima.
Yaudah kan panik, aku coba carik nama nama yang keterima di FB, aku search
gitu. Dan muncullah nama mbak Cici Fakhrunnisa. Aku tanya banyak dengan dia, eh
ternyata nyambung pertemanan karena dia temennya mbak Dika pas Exchange ke Kanada
setahun yang lalu. Fyi mbak Dika itu temennya mbak Tatsa yang sekelompok sama
aku pas Java Summer Camp di Jogja 2013.
Hari pertama, 01.00 29 November 2015
Disaat sedang menderita flu aku harus berangkat dari
Solo jam 1 dini hari menuju Surabaya karena mengejar jadwal penerbangan.
Menaiki Bus Eka ternyata tidak seperti yang dibayangkan. Sangat nyaman dan
kedinginan haha. Penumpang juga dapat makan di daerah Ngawi dengan menukarkan
kupon yang didapat saat membayar biaya perjalanan. Dan saat kita makan itu kita
jam 3 pagi. Tiba tiba dibangunin dan diwajibkan turun jadi semacam orang
bingung gitu. Lanjut lagi perjalanan ke Surabaya dan sampai sana jam 8 pagi di
terminal Bungurasih/Purabaya. Aku langsung oper naik bus DAMRI tujuan Bandara
Juanda. Untuk tiket dan harga bis nanti dijelasin di bawah. Itu sekitar 30
menit sampailah aku di Bandara. Dan ternyata itu beda maskapai beda turunnya
dari bus. Aku turun di Lion Air. Dan aku mendapat jadwal penerbangan ke
Makassar pukul 12.50. yaudah aku nunggu di bandara sampai jam 11.00 untuk check
in. Karena aku udah check in online yaudah tinggal nunjukkin buktinya aja,
gampang banget. Sehabis itu aku nukerin bukti check in dengan kartu boarding
pass di Counter jurusan Makassar. Aku masuk pintu 4 dan nunggu lumayan lama.
Membunuh waktu dengan mlongo. Itupun belum ditambah delay setengah jam -___-.
Tapi setelah itu lancar perjalanan dari Take Off sampai Landing-nya. Ada
pengalaman yang nyesek. Aku lupa pake peredam suara buat telinga. Jadi aku kan
lagi pilek. Nah telinga tuh rasanya bindeng gitu (semacam ketika kita ngomong
tuh suaranya menggema di telinga. Gak nyaman banget suer). Pas take off tuh
enak banget rasanya, plong gitu bindengnya ilang. Eh pas mau turun itu rasanya
sakit banget telinga kiriku, kayak ditusuk tusuk jarum sakit banget. Udahlah
gakpapa pikirku aku tahan. Oke turun itu jam 16.00 WITA aku langsung nyari
rombongan Intl Maritime Youth Program di terminal kedatangan. Langsung dikasih
makan sama panitia dan lanjut Sholat karena udah masuk Asar. Setelah nunggu
peserta lain datang aku berkenalan dengan peserta lain dan ternyata ada yang
dari Jawa juga, dia kuliah Unnes, aslinya Cilacap dan kembarannya itu ternyata
di UNS dan kost nya deket kost ku. Namanya mbak Isnaeni Pangestika. Ada
Afriansyah dari Palembang, ada Mas Wahyu dari Palu, Mbak Hikmah dari Kalimantan
Utara, Mbak Yosephine dari Medan.
 |
| ini sewaktu di Bandara Hasanuddin dengan peserta IMYP. ada Bang Wahyu, Azwar, mbak Riska, John, mbak Yosephine, Iqbal, mbak Hikmah, mas Rafid, mbak Sasa, mbak Qisti, dan Afri |
 |
| mbak Tika dan mbak Yosephine |
 |
| bawa lumayan banyak barang. Solo Travelling |
Setelah pukul 17.00 kita keluar bandara
menuju bus yang bakal mengantar kita ke Majene. Lupa bus apa namanya tapi bagus
kok bus nya, lengkap fasilitasnya. Keluar dah tuh bus dari bandara. Aku dapat
teman duduk namanya Mas Rafid dari Jakarta tapi kuliah di Kelautan Unsoed.
Katanya perjalanan ke Majene 8 jam. Itu artinya jam 1 dinihari baru sampai
Majene. Namun apalah, kita berhenti buat Sholat Maghrib dan Isya dulu + makan
jagung yang menurutku agak aneh haha. Di daerah Barru kita berhenti buat makan
jagung, sekitar jam 21.00 itu pas kita baru aja tidur gitu kan trus bangun buat
makan jagung, jagung rebus tapi dengan sambel. Pasti aneh yang belum merasakan,
tapi enak kok, apalagi tambah kopi anget.
 |
| ini nih jagung sambel hehe. |
Udah deh muka gada yang beres semua,
kan bangun tidur itu. Udahlah ndakpapa, lanjut lagi perjalanan ke Majene. Tiba
tiba itu dibangunin buat turun itu jam 1.39 dinihari. Nurunin barang (fyi aku
bawa tas carrier 40L, tas punggung, tas kamera DSLR) repot bawanya. Oper naik
mobil gitu dan dibawa ke Hotel, namanya Villa Bogor Leppe. Oke langsung dapat
kamar dengan anak Malaysia, namanya Nurzie Khaznil. Karena penasaran dengan
Vila Bogor Leppe, aku googling dimana itu dan bagaimana kualitasnya. Dan
hasilnya sungguh memuaskan, ekpektasiku tinggi terhadap hotel ini haha
 |
| ini peserta IMYP yang di Hotel B'Nusabila |
Hari kedua, 07.30 WITA 30 November 2015
 |
| pemandangan depan kamar hotel Villa Bogor Leppe |
Bangun bangun aku buka kamar sudah terang, dan WOW
ITS AMAZING. Pemandangan depan kamar pas aku buka pintu itu langsung laut lepas.
Jadi itu hotel menghadap laut langsung, dan harusnya pas malem itu aku liat
tapi karena udah capek yaudah gak merhatikan haha. Oke aku mandi dan langsung
makan. Makannya pun spesial, nasi kuning dan telur rebus balado, minumnya kopi.
Setelah itu kita menghadiri acara Dies Natalis dan Wisuda Universitas Sulawesi
Barat. Kita peserta diantar dengan Bendi, setelah itu kiat Opening Ceremony di
temapt yang sama yaitu Masjid Agung Majene yang terletak di tepi pantai.
Opening itu sekitar habis dhuhur.
 |
| ini sewaktu Opening Ceremony. |
 |
| hmmmm selingan |
Cuma sebentar kok langsung selesai dan kita
pergi ke hotel, tapi karena ada beberapa teman dari Thailand yang ingin
mencarai SIM card yaudah ita mampir ke toko yang jual itu. Setelah itu balik ke
hotel dan mandi langsung tidur akunya, capek coy. Bangun bangun jam 4 itu depan
pintu rame, ternyata itu ada acara yang punya hotel ini nyalon jadi bupati
Majene dan itu semacam posko pemenangan gitu, rame banget suer. Kita killing
time dengan foto foto di loteng gitu yang lebih luas menghadap lautnya. Sehabis
maghrib gitu kan makan, aku sama mbak Yosephine dari Medan yang kuliah di IPB
dan mbak Feby, mbak Feby itu ternyata seniornya mbak Cici dan mbak Dika pas
Pertukaran pelajar ke Kanada, lebih duluan 2 tahun. Dia udah sering keluar
negeri, semacam sudah biasa. Mbak Feby ini dari Maluku yang tidak keliatan
orang Malukunya, bicaranya logatnya logat Jakarta banget. Tapi asik, tanya apa
aja dijawab haha.
 |
| ini nih yang namanya mbak Feby :D |
Sehabis makan tuh kita pengen ke supermarket ingin beli
makanan dan perbekalan lain, eh ketemu ibuk yang ngurusi Catering gitu dan
numpan mobilnya karena emang supermarketnya jauh, eh malah diajak ke rumah
Ibuknya di daerah Tinambung. Lumayan jauh sih tapi asik, disana itu katanya ada
rumah adat tertua di Polewali Mandar milik nenenya ibuknya itu, bangunannya
masih ala ala Belanda gitu jendelanya. Lalu kita balik lagi ke Hotel dan
ngobrol di Loteng sampai malam dan menikmati alunan musik dangdut Duo Racun
yang diundang demi pensuksesan pencalonan bapak yang punya hotel.
Hari ketiga 1 Desember 2015
Pagi pagi kami dibangunkan sama panitia untuk bersiap
sarapan dan bersiap untuk menuju tempat pembuatan Sandeq. Itu adalah kapal
kecil yang digunakan masyarakat Polewali Mandar untuk balapan, itu kapal
ramping dan layarnya besar, panjang sekitar 5 meter dan tingginya bisa sampai 10
meter.itu sampai disana dijelaskan oleh Pak Ridwan Alimuddin. Itu bapak masuk
CNN Heroes.
 |
| ini namanya pak Ridwan Alimuddin dengan perahu pustaka Pattinggaloang nya yang setia menemani |
 |
| habis penjelasan tentang Sandeq dan sejarahnya |
 |
| penjelasan pak Ridwan tentang kapal Sandeq |
itu dijelaskan bahwa itu kapal Sandeq udah pernah ke Australia,
Jepang, Prancis. Setelah itu ke pembuatan tenun, namanya Lipa Sa’be. Itu
semacam sarung tenun untuk baju adat Polewali Mandar. Bisa dibuat baju maupun
sarung. Itu lumayan lama mbuatnya, sekitar 4 hari-1 minggu untuk 1 lembar Lipa
Sa’be. Itu tempatnya di bawah rumah panggung adat Polewali Mandar. Jadi katanya
ketika suaminya berlayar menggunakan Sandeq, itu istrinya kan di rumah ndakada
penghasilan, makanya itu istri menenun Lipa Sa’be untuk mendapatkan uang untuk
makan sehari hari dan untuk kecukupannya. Itu sampai siang panas banget kan
pindah pindah rumah untuk melihatnya.
 |
| sedang menenun |
 |
| proses pembuatan Lipa Sa'be |
Setelah itu pergi ke tempat bersejarah di Tinambung deket pasar
Tinambung, itu rumah adat besar banget dan antik gitu warnanya. Dan ternyata
itu semacam kerajaan atau tempat Raja Balanipa yang itu merupakan kerajaan
terbesar di Sulawesi Barat diantara 14 Kerajaan lain. Kita di critain itu
tentang sejarah Mandar dan hukum hukum adatnya.
 |
| ini merupakan Rumah Raja Balanipa yang kita kunjungi |
 |
| mbak Feby emang model banget gayanya di dalam rumah |
 |
| perabotan yang ada dalam rumah |
Habis itu kita balik ke Hotel
dengan menggunakan angkot yang disebut Pete-pete. Sorenya kita ke pantai gitu
kan padahal masih capek dan ngantuk. Kita niatnya mau berenang di pantai. Kita
menuju pantai Barrene. Eh ternyata salah dan gakada orang disana. Panas banget
disana langsung laut lepas. Ada semacam dermaga dan kita foto-foto haha.
 |
| dalam foto : mbak Hikmah, mbak Ratu, Momoka |
Yaudah
kita pindah pantai yang lebih private dan lebih enak buat berenang. Namanya
pantai Dato. Namun karena masih ingin foto foto aku pun memilih menunda hasrat
berenang di pantai. Karangnya juga menurutku tajam tajam sih makanya agak takut
juga,
 |
| Pantai Dato atas |
 |
| ini yang namanya mbak Husna |
 |
| hmmmmmmm |
aku hunting dengan model nya Mbak Husna dari Kedokteran Hewan Unair
hahaha. Ala-ala model gitu. Udah puas hunting, nyebur deh ke laut karena pengen
merasakan, tapi asin banget airnya. Iayalah namanya juga laut kan. Cuma bentar
sih renangnya sekitar setengah jam udah gak betah renang haha. Ke darat dan
ganti, langsung balik ke hotel. Itu pantai deket kok ke hotel Villa Bogor
sekitar 5 menit. Malemnya kan kita kira free, ternyata ada semacam acara sosial
gitu dengan ketemu sama pendiri Sulawesi Barat, ketua panitia dan LO peserta,
panitia yang lain. Aku telat dateng ke acaranya, sama si Nurzie haha, kirain
belum mulai kan ternyata udah mulai agak lama. Itu tempatnya di Lobby Hotel
Villa Bogor. Sampai agak malem kok itu sekitar jam 11 maleman. Lanjut tidur.
Hari Keempat, 2 Desember 2015
Halooo, kita sekamar ketinggalan Pete-pete untuk
menuju Sandeq Race. Kita bangun jam setengah 9 haha. Beruntung nasib kita ada
panitia yang melihat kita masih di kamar jadi ada yang nungguin berangkatnya.
Dan aku pengen banget untuk ikut Sandeq Race sebenernya. Tapi karena udah telat
dan belum sarapan yaudah gagal deh. Itu yang ikut Sandeq Race Cuma 8 orang dari
peserta IMYP. Momoka dari Jepang, Eve dari Thailand, Chau dari Vietnam, Bang
Rizwan dari Malaysia, Hong dari Singapura, Satria dari Kalimantan Timur, Welly
dari Bangka Belitung, Mbak Fiona dari Jakarta, Wayan dari Bali.
 |
| inilah Sandeq yang digunakan balapan atau Sandeq Race |
 |
| layar Sandeq mengembang dan mulai menjauh |
Dan kita yang
gak ikut Sandeq Race ikut game gitu dan balik ke Hotel. Disana istirahat
sebentar dan makan siang lanjut jalan jalan ke Pantai, namanya Pantai Taraujung,
itu airnya bersih banget gitu, lumayan jauh dari Hotel sih ke arah Mamuju itu
jalannya. Dan itu kayak Virgin Beach gitu tempatnya karena tersembunyi, itu
pemandangannya kayak Lombok Island. Asik bangett.
 |
| objek foto lebih indah tanpa saya. dari kiri Mas Luhur, mbak Yosephine, mbak Feby, mas Rafid |
 |
| mbak Qisti in frame |
 |
| mbak Feby dan mbak Yosephine |
Udah sore kan, ada yang mandi
juga beberapa, kita pindah ke tempat lain yang lebih jauh, namanya Rewata’a,
itu jalannya di pinggir laut langsung cuma dibatasi pake tembok pembatas gitu.
Dan pemandangannya juga asik, cuma ada beberapa vandalisme gitu di batu
batunya.
 |
| ini tim yang beli Bakso dan Mie Ayam bareng |
Itu berhenti agak lama, beli lah aku Es Teller, tapi namanya Es
Campur, itu semacam wedang ronde tapi dalam bentuk es, isinya ada jenang,
mutiara, kacang tanah, manis banget kok itu, eh ternyata udah jam setengah 6
yaudah balik kita. Pas mau sampe di Hotel, kita turun dan beli Bakso, Mie ayam
gitu ber 5, aku, Mas Rafid, Mas Luhur, Mbak Feby dan Mbak Yosephine. Itu sampai
jam 7 kalo gak salah dan mampir supermarket beli beberapa perlengkapan di hotel
haha. Kita ke hotel nya jalan kaki, sekitar 200meter sih. Sampai sana langsung
mandi dan makan malem, langsung dah itu ke Lobby untuk briefing buat menginap
di rumah nelayan hari berikutnya. Aku makan malem lagi dan untuk menginapnya
aku dapat di Desa ke-3 namanya Desa Tammangalle, Kecamatan Balanipa, Kabupaten
Polewali Mandar. Dengan Mbak Husna, Nurzie, Mas Aden, dan masih banyak lagi.
Oke kan sudah itu kita balik kamar dan packing baju baju karena check out
besoknya jam 3 sore dan ada kegiatan sebelumnya. kita akhiri malam itu dengan
melihat TV di kamar dan menikmati AC yang sangat dingin haha.
Hari Kelima, 3 Desember 2015
Aku bangun jam setengah 6 haha karena tidak ingin
telat dan aku pasang alarm 4 apa 5 kali gitu dari jam setengah 6 sampai jam 7.
Aku langsung mandi biar seger. Jam 7 kita udah dijemput buat sarapan. Makan nya
nasi kuning dengan telur balado. Itu makanan khas sana. Oke makan kan dan jam 8
kita bersiap buat seminar di Sandeq Room di Hotel Villa Bogor Leppe. Itu
pembicaranya ada Bapak Rahmat Hasanuddin sang Penemu Sulawesi Barat yang
menjelaskan asal mula Sulawesi Barat dan bagaimana perkembangannya sampai
sekarang menjadi provinsi yang maju dna berkembang dalam berbagai sektor, Bapak
Mohammad Zaky dari Malaysia yang menjelaskan tentang hukum hukum dalam maritim
dalam koridor hukum Internasional, jadi mulai dari batas batas maritim dan mana
saja yang boleh diambil sumberdayanya oleh negara sampe batas mana, dan Bapak
Jamaluddin Fitrah Alam dari Makassar yang meneliti Rumpon, ternyata rumpon
inituh sangat penting dalam dunia nelayan, mereka menggunakan rumpon untuk
menandai batas kepunyaan mereka di laut sekaligus tempat bagi ikan kan kecil di
bawah air yang tentunya akan menarik ikan ikan besar untuk mendekat mencari
mangsa, ini belum ada di Jawa saya kira.
 |
| ini saat Guest Lecturer dengan pembicara yang luar biasa |
Itu sampai sekitar jam 12 siang dan
sehabis itu kita makan siang dan free sampai jam 3 sore. Untuk packing barang
barang yang mau dibawa saat menginap di rumah nelayan, aku memanfaatkan dengan
tidur siang karena sangat pening ni kepala. Jam 3 bangaun dan dianter ke tempat
desanya, namanya Desa Tammangalle, Kecamatan Balanipa, Kabupaten Polewali
Mandar.
 |
| ini mereka mereka yang berada di tempat selain Desa Tammangalle yaitu Desa Labuang |
Itu tempat sangat tenang dan sejuk karena mungkin pinggir pantai gitu
kan. Kita disambut di rumah Kepala Desa, dipanggilnya Pak Desa. Dikasih makan
dan dikasih sambutan. Setelah itu agak free bentar, kita beberapa orang
memanfaatkan dengan pergi ke pantai. Eh ternyata disana banyak anak kecil mandi
di pantai gitu, bener deh pantainya tuh paling bersih daripada pantai pantai
lain yang pernah dikunjungi di Sulawesi Barat. Itu sekitar 20an anak kecil
mandi di pantai, rasanya pengen nyebur tapi karena belum persiapan yaudah
gajadi. Mereka mandi dengan ada ayunan yang ditaruh di ujung pohon kelapa yang
menjorok ke pantai.
 |
| pemandangan suatu senja di Desa Tammangalle |
Kita sebenernya nungguin sunset namun karena ketutupan
kelapa makanya gakada sunset yang terlihat. Dan jam 6 kita balik ke pak Desa
dan sholat. Kemudian makan malem dan penempatan ke 4 rumah yang tersebar di
dekat rumah Pak Desa. Itu semua masih saudara katanya. Aku dan temen-temenku
dapat rumah kedua yaitu rumahnya Bu Halifah dan Pak Sudi. Bener dah rumahnya
tuh bersih banget, rapi, simple desainnya, kan rumah panggung gitu, kita
disambut dengan nge-teh bareng. Kita ambil kipas angin di rumah Pak Desa dan
kita tidur lumayan awal di jam 10 malem.
Hari Keenam, 4 Desember 2015
Setengah 6 aku bangun untuk sholat subuh di masjid
kan. Itu ndak dingin suasananya. Niatnya pengen ke pantai habis dari sholat,
tapi ternyata lebih nyaman di rumah aja. Oke lanjut tidur haha. Jam 8 aku mandi
dan sehabis itu makan pagi, mkaan nya enak kok, pakai ikan laut asin, udah lama
banget gak makan beneran. Ya walaupun lagi sariawan di lidah namun karena sudah
pengen ya mau gimana lagi :3. Oke sehabis itu free acaranya, kita niatnya jalan
jalan di pantai sama mbak Husna, mbak Urwa, mbak Kiki, eh ternyata si Rafid dan
Fiona sama Nurzie sudah mandi duluan, yaudah aku sma mbak Urwa ikutan mandi
haha, asik kok, tapi asin airnya. Pedih di mata.
Sekitar 1 jam renang dan snorkeling
kita bosen dan mengeringkan baju dengan berjalan di pinggir pantai. Eh kita
lihat tuh ada elang laut terbang rendah, ada 2 Elang, namun sayang pas aku
ambil kamera SLR burungnya udah entah kemana. Oke lanjut mengeringkan baju dan
balik balik udah jam 10.45.
 |
| ini yang dilakukan oleh Desa Labuang pada hari pertama di desa nelayan yaitu bersih-bersih pantai |
 |
| bakar bakar ikan hasil tangkapan |
 |
| mbak Husna dengan adiknya Lobster |
Oke mandi yang kedua kalinya dan karena capek
ketiduran sampe mau Jumatan. Oke bangun dan berangkat Jumatan. Jumatan mulai
sekitar 12.20 dan selesai jam 1 siang. Sehabis itu kita makan siang dan jam
setengah 2 kita lihat pembuatan kapal nelayan. Itu kapal katanya dibikin selama
7 bulan dengan biaya 500 juta. Sangat luar biasa karena hanya 2 orang pekerja.
Mungkin kapalnya sepanjang 10 meter dan tinggi 2 meter lebih. Setelah dari sana
kita menuju pembuatan minyak kelapa. Itu terbuat dari santan yang sudah
disaring dan tingal airnya. Nah airnya itu akan dimasak lama sampai berubah
menjadi minyak dan gumpalan, setelah sangat lama pemasakan akan terpisah antara
gumpalan dan minyaknya. Gumpalannya berwarna coklat. Setelah itu disaring untuk
diambil minyaknya, dan setelah itu dilakukan penyaringan lagi dengan
menggunakan mesin press tradisional untuk mendapatkan minyak sisa yang belum
tersaring. Eh tau tau udah asar tuh waktu, kita sholat dan balik lagi kepantai
untuk menaiki kapal. Ya gakpapa lah, first time naik kapal haha. Itu ada 3
kloter dan aku mendapat kloter kedua. Kapalnya berbentuk Sandeq namun dalam
bentuk yang lebih kecil dengan layar yang kecil pula. Itu muat sekitar 10
orang, ya walupun hanya berputar saja namun itu cukup menyenangkan kok. Dan
kita akhiri sore itu dengan berjalan kaki ke rumah tinggal dengan Urwa dan mbak
Husna ama mbak Kiki.
 |
| numpang naik kapal kecil milik nelayan |
 |
| berangkat mencari nafkah |
Malamnya sehabis Isya itu kita berkumpul di rumah 3 untuk
membiacarakan Farewell Party untuk masyarakat sekitar. Ya lumayan lama tapi
efektif kok untuk membahasnya. Lanjut kemudian mabuk durian. Om nya mbak Riska
datang ke daerah Tammangalle bawa durian 10an, dan yang makan hanya 6 orang
untuk 7 durian. Bener bener puas kok. Trus balik rumah dan Good Night.
Hari Ketujuh, 5 Desember 2015
Bangun bangun sudah jam setengah 6 dan baru sholat
subuh. Setelah itu ada teriakan dari mbak mbak yang bawa motor, namanya mbak
Husna yang satu rumah sama aku. Dia udah duluan sama mbak Kiki karena bawa
motor kan, aku nyusul sama si Iqbal ke pantai, eh kita dapat kesempatan naik
perahu, tapi sebuah tragedi terjadi karena pas pake perahu kecil gitu kan
semacam sampan, aku bawa HP, kamera lengkap, dan perahunya terbalik, beruntung
tuh masih dangkal pantainya, sepaha. Jadi HP kecebur di air karena ditaruh di
kantong celana kan dan kamera aku taruh di tas kecil gitu tas kamera. Udah gitu
HP jadi gakbisa nyala deh haha. Oke lanjut si Iqbal mandi dan berenang renang di
laut. Oke skip makan dan lanjut penanaman Mangrove di Gonda Mangrove Park di
Desa Labuang.
 |
| Halo mbak Nayli lagi di Gonda Mangrove Park |
Itu tuh pantainya asik banget. Oh ya kita dipandu dengan tour
guide yang sangat berpengalaman, namanya Pak Ridwan. Dia yang tempo hari
mengajarkan kita akan pentingnya Sandeq dan semuanya. Pantainya dangkal kok,
tapi makin lama makin dalam tuh pantai. Sampai kita tuh pada angkat celana biar
gak basah. Dan sampai tempatnya penanaman itu udah banyak yang ditanam, namun
banyak juga yang belum ditanam. Satu anak itu kira kira pegang 5 pohon.
Pohonnya kecil namun panjang, itu diangkut sama perahu kecil. Eh tuh perahu
malah dimainin sama temen-temen buat ke tengah. Overall bagus kok
pemandangannya langusng menghadap ke pegunungan Sulawesi Barat.
 |
| sebelum basah basah dan sebelum menanam mangrove |
 |
| saat tiba di ladang penanaman mangrove |
 |
| Wayan in action |
 |
| perahu tempat pohon mangrove |
 |
| pohon mangrove |
 |
| hampir semua di foto |
Ya sekitar 2
jam menanam mangrove, itu pohon habis juga kan, kita balik ke daratan.
 |
| ini anak nempel mulu haha |
 |
| Saya menanam mangrove |
 |
| bang Aden menanam Mangrove |
 |
| mbak Husna menanam Mangrove |
 |
| mbak Kiki menanam Mangrove |
 |
| Urwa menanam Mangrove |
 |
| mbak Mul menanam mangrove |
Dan
sebenarnya ada acara snorkeling di baratnya tempat menanam mangrove. Sayang
aku gak ikut karena emang gak persiapan buat ikut snorkeling.
Katanya karangnya
bagus sih. Kita menunggu di daratan aja, dapat makan dan dapat air kelapa,
namun dagingnya kelapa tidak kita makan karena emang udah keras itu, jadi susah
kita ambil. Mungkin sudah cocok buat jadi bumbu masak untuk dijadikan santan.
Oke skip kita balik ke desa Tammangalle untuk acara selanjutnya. Yaitu melihat
proses pembuatan minyak kelapa di daerah Tammangalle. Namun lagi lagi aku gak ikut
haha, sengaja tidur karena capek sekali. Sorenya diajak mandi ke pantai sama
mbak Husna. Dia tuh kayak tergila gila sama air laut dan pengen banget buat renang.
Kali ini sama Rafid dan sama mbak Kiki kita ke pantainya. Si Iqbal masih tidur
di rumah. Oke kita sampai malam itu ke pantainya. Dan kan naik perahu, itu
sampai rusak pelampung sampingnya, karena ikatannya lepas kan gara gara itu
sama anak kecilnya pas Rafid naik perahu, di pegang terus padahal si Rafid udah
sampai tengah. Pas Rafid naik itu sampai 2 kali apa 3 kali gitu perahunya
kebalik dan airnya masuk ke kapal. Namun karena dia bisa berenang its not a big
problem for him. Malamnya kita berencana buat bakar bakaran. Mulainya jam 9 itu
kita mulai bakar bakaran jagung, ikan laut gitu di depan rumah pak Desa. Dan
bapaknya itu mengiringi bakar bakaran kita dengan alunan gitar yang lagunya itu
lagu lagu sendu menurutku karena nada nada nya itu nada sendu dan merindukan
kekasih yang telah lama pergi haha. Jam 10 itu baru mateng semua dan dimulai
dengan makan jagung bakar dengan mentega dan saos, kecap. Sehabis itu karena
ikan nya sudah mateng ya kita disuruh masuk ke rumah pak Desa untuk makan, itu
ada 2 macam ikan, yang 1 itu ikan dibelah 2 gitu semacam ikan asin dan yang 1
nya itu ikan tanpa dibelah yang dibumbui dan dibakar. Lupa apa namanya ikan apa
itu. Yang jelas udah ngantuk banget aku jam setengah 11 aku balik dan tidur agak cepet malem itu. Itu
malam terakhir di Tammangalle. Karena paginya kita balik ke Hotel.
Hari Kedelapan, 6 Desember 2015
Halo, ini hari terakhir kita di Tammangalle. Hari
keempat juga disana, pagi pagi aku diajak si Urwa ke pinggir pantai liat
sunrise katanya, tapi sampai jam setengah 6 dianya belum muncul muncul padahal
katanya habis subuh haha. Yaudah aku tunggu aja trus tiba tiba dia datang dan
berangkat kita. Sampai sana sudah mulai terang. Fix gagal liat sunrise. Sampai
jam 6 kita di pantai dan balik ke rumah buat packing balik, eh ternyata aku
kepikiran buat ambil uang dulu di ATM, langsung pinjem mbak Latifah yang bawa
motor kan. Di tengah jalan liat kecelakaan parah, karena ada air dibawah mobil
gitu warna merah, tapi gakada orang nya udahan. Kayaknya udah sekitar 20an
menit. Habi dapet uangnya, aku ke rumah pak Desa buat liat kain Lipa Sa’be
kalik aja ada yang cocok, eh ternyata yang cocok banyak banget haha. Dan uang
aku kurang. Kesalahan banget beli banyak dan uang mepet huhu. Beli 3 lembar
kain yang jelas. Yang 1 udah jadi baju gitu, yang 2 masih lembaran. Sampai jam
7.30 aku milih milihnya padahal udah pada packing dan Pete-pete yang jemput
juga udah dateng. Langsung deh cepet-cepet buat belinya. Disana juga aku
dimintai tolong sama pak Desa buat nyariin barang di Jawa untuk membuat produk
Lipa Sa’be menjadi lebih indah. Oke lanjut sampai hotel itu jam 8.30 dan langsung
lanjut seminar banyak hal tentang maritim dan tentang suku Mandar dan
sekitarnya yang masih menyimpan beribu misteri. Yang ngisi ada pak Jamaluddin
Jompa, Pak Ridwan Aliuddin yang ngejelasin tentang adat adat suku Mandar dan
bagaimana mereka pergi melaut, ada pantangan dan juga anjuran, itu dijelaskan
juga berbagai macam kapal yang digunakan nelayan untuk melaut, ada lagi yang
ngisi Dr. Faridah Jafar dari Malaysia, ada lagi pak Sudirman Said. Itu sampai
jam 1 dan kita check in ke hotel lagi buat masukin barang barang dan mandi
bersihin badan. Oh ya habis itu kita nyusun ppt buat di presentasiin malemnya
tentang gimana selama di kampung nelayan. Apa aja yang didapat. Beruntung ada
Iqbal di kelompok aku. Haha. Malemnya kita presentasi tentang ngapain aja
selama di kampung nelayan, sampek jam 11 malem kita masih presentasi. Eh pas di
tengah tengah presentasi tiba tiba Mr. Nasir marah marah kan, karena ada
beberapa peserta yang gakada di tempat acara. Sampai pada diem semua dan tegang
gitu, apalagi yang duduk di depan depan. Trus pada dipanggil yang gakada buat
maju ke depan. Tiba tiba ada yang bawa kue ultah. Ternyata si Nurzie yang ulang
tahun. Sebenernya telat sih, tapi baru dirayain gitu haha. Sehabis itu diumumin
presenter terbaik nya. Yang ketiga si gaktau, yang kedua si Rafid, yang pertama
si Luhur. Dan diumumin bahwa besok kita free seharian kecuali malemnya.
Hari Kesembilan, 7 Desember 2015
Hari Kesepuluh, 8 Desember 2015
Pagi pagi gitu kita dapat kabar bahwa pemberangkatan
menuju Makassar mulai jam 8. Itu kita menuju ke Hotel B’Nusabila dulu buat
jemput anak anak disana biar barengan pakai Pete-pete. Nah sampai sana tuh juga
kita suruh nunggu dulu sekitar 30 menit buat nungguin bus dateng. Aku ribet
banget, soalnya baa tas Carrier gitu kan, tas punggung, tas kamera, souvenir
gitu kn, udah gitu masih diminta tolong bawain koper milik temen. Kasian juga
kan kalo cewek bawa koper gitu. Kopernya besar besar gitu kek mau exchange aja.
Beneran besar banget, dan berat. Aku gak dapet bis karena sibuk bantuin masukin
koper ke bagasi kan, akhirnya aku dapet mobil sama mbak Riska, John, Aswar,
Mbak Husna, Mbak Mul, mbak Kiki, sama Urwa. Di tengah jalan bapaknya tiba tiba
berhenti, ternyata kita disuruh turun buat foto foto haha. Tapi bagus kok
tempatnya, di daerah Polewali Mandar masihan.
Sehabis itu naik lagi dan
berhenti pas makan siang di daerah mana aku lupa namanya, yang jelas setelah
Kab. Pinrang. Aku inget punya temen di Polewali Mandar, di Pinrang, tapi apa
daya mobilnya kan gak mungkin berhenti
buat aku ketemu temen haha. Ada Tiwi di Pinrang, dan Dinda di Polewali Mandar,
sebenarnya masih ada lagi beberapa, tapi aku lupa karena dulu yang deket 2
orang itu karena sekelas pas Perkemahan Ilmiah Remaja Nasional. Sampe daerah
sebelum Maros kita berhenti lagi karena sopirnya capek kayaknya haha daerah
yang jual Dange gitu, iu makanan khas sana. Lanjut lagi sampai daerah Makassar
masuk Tol gitu kan, tapi tolnya itu pendek kok, Cuma 15an km gitu katanya, dan
masuk ke Hotel milik UNM namanya Lamacca. Depan Phinisi kampus UNM. Langsung
check in karena sudah jam 6 itu. Dan katanya jam setengah 7 ada 2 Shuttle bis
mau ajakin keliling makassar. Yaudah langsung tata tata dan masukin tas ke
kamar kan. Pertama diajakin ke Sumba Opu. Itu sebenernya nama jalan dan disana
ada toko kerajinan dan oleh-oleh gitu, eh pada kalap semua karena emang murah
murah sih disana harga barang-barangnya. Beneran murah murah. Sayang banget
kalo gak beli.
 |
| di depan toko Keradjinan |
 |
| ini kreseknya |
Disana juga aku baru nyadar kalo uangku tinggal 22.500 rupiah
haha. Entah gimana pulang dari Juanda ke Solo haha. Oke lanjut lagi jalan jalan
ke Trans Studio Makassar. Cuma muter-muter doang karena emang gakada duit sama
sekali.
 |
| Bukti pernah ke TSM |
 |
| mbak Husna dalam tempat yang sama |
 |
| rata-rata anak Hotel B'Nusabila dan aku pengganggunya |
Dan udah kan puas disana, lanjut pulang gitu tapi karena pada laper
yaudah 12 orang itu ikut bis gitu nyari Coto Makassar. Eh beneran deh itu enak
banget dan makannya gak tanggung tanggung ada yang habis 5 ketupat haha. Murah
kok itu harganya.
 |
| coto Makassar asli Makassar |
Pulangnya niatnya mau naik pete-pete tapi karena udah
berhenti beroperasi yaudah jalan deh itu kita sekitar 1 km. Eh pas udah mau
nyampe gitu ada angkot pada nunggu gitu, yaudah ngapain cobak naik angkot kalau
udah deket gitu huvt. Sampe hotel itu langsung diajakin buat cerita-cerita di
Kamar 316 kamarnya mbak Yosephine. Ada banyak orang disana kok, ada Niko,
Iqbal, Welly, Mbak Yosephine, Mbak Feby, Mbak Hikmah, Mbak Rizkah, Thau, Fanta
samapi jam 2 ngobrolnya, karena juga udah beli makanan banyak banget gitu kan
mbak Feby sama mbak Yosephine. Emang sengaja buat ngobrol disana. Eh tapi si
Urwa sama mbak Husna gakmau gabung kan, yaudah aku susul ke kamarnya di 202.
Dia ngopi foto gitu dan malah cerita cerita banyak. Mbak Husna udah tidur
karena emang udah jam 1 aku ke kamarnya. Kita cerita banyak banget sampai jam
3. Dan karena udah ngantuk banget yaudah aku tidur kamar itu juga, tidur bawah
gitu mereka berdua tidur diatas.
Hari Kesebelas, 9 Desember 2015
Jam setengah 5 alarm udah bunyi, keras banget sumpah
dan gakada yang bangun itu 2 anak. Sampai jam 5 aku rela ndengerin alarm tiap 2
menit dan 2 anak itu tetep gak bangun. Aku akhirnya ngalah dan pindah kamar ke
kamar asliku buat sholat dan tidur lagi, eh ternyata udah ada kloter pertama
yang ke bandara yaitu Luhur, Mbak Yosephine dan lain lain, karena emang belum
sepenuhnya sadar yaudah aku gak nganterin ke bawah dan langsung tidur, pas
keluar kamar bentar ketemu mbak Feby dan ditanyain kok gak nganterin mbakmu
tif? Aku jawab aja siapa mbakku mbak dengan wajah polos dan tanpa salah haha.
Dia jawab lagi lahh ituloh mbak Yosephine dia bilang. Ohiyaaaa trus aku
langsung lari kebawah tapi mbak Feby mencegahku, sama aja dik mbak Yosephine
udah naik taksi ke bandara. Haha yaudah aku lanjut tidur dan bangun jam 7 buat
siap siap berangkat, lanjut bawa barang barang turun dan makan pagi bareng
Welly sama Niko. Pas udah mau selesai si Urwa sma mbak Husna baru dateng.
Yaudah aku nungguin mereka. Sehabis makan langsung deh itu taksi buat nganter
udah dateng yaudah aku masukin barang dan tasku ke bagasi. Aku Cuma 2 orang pas
kloterku. Aku sama mbak Qisti. Ke bandara cuma 30 menit dan disana nunggu mbak
Tika karena emang aku se pesawat sama dia, dia sms kalo kita suruh duluan aja.
Yaudah langsung ke counter buat ambil boarding pass dan udah langsung deh di
ruang tunggu.
 |
| bukti pernah ke Bandara Hasanuddin |
 |
| sePesawat sama mbak Tika |
Pesawat jam 11.30 tapi delay setengah jam sekitaran. Mbak Qisti
duluan naik pesawatnya ke Jakarta jam 11. Sampai Surabaya aku langsung oper ke
Terminal Purabaya dan Sholat, makan, dan naik bus ke Solo. Sampai di Solo jam 8
malem dan langsung dijemput sama Isyfan. Thankyou Isyfan. Thankyou
International Maritime Youth Program West Sulawesi University 2015 di Majene,
Sulawesi Barat.
Harga harga sewaktu aku disana, entah kalau sudah berbeda sekarang
|
Bis EKA Solo-Surabaya PP
|
Rp. 170.000
|
Bis DAMRI Terminal-Bandara
|
Rp. 50.000
|
Pesawat Lion Air Surabaya-Makassar
|
Rp. 1.100.000
|
Hotel Villa Bogor 1 malam
|
Rp. 400.000
|
Sarapan
|
Rp. 40.000
|
Coffe break
|
Rp. 40.000
|
Ruangan Seminar di Villa Bogor
|
Rp. 2.500.000/hari
|
Bakso+Es Teh
|
Rp. 20.000
|
Kain Tenun bermotif kapal asli Tammangalle 4 meter
|
Rp. 250.000
|
Kain Tenun tidak bermotif asli Tammangalle 4 meter
|
Rp. 200.000
|
Kain tenun 2 meter dan selendang di Sumba Opu Makassar
|
Rp. 37.000
|
Kain sarung di Sumba Opu
|
Rp. 40.000
|
Tote Bag
|
Rp. 25.000
|
Miniatur Sandeq
|
Rp. 150.000
|
Bensin 1 liter
|
Rp. 10.000
|
Kartu Telkomsel paketan 2 GB
|
Rp. 75.000
|
Es Pisang Ijo
|
Rp. 10.000
|
Es Campur
|
Rp. 5.000
|