Minggu, 27 April 2014

Sekolahku Dasarku

Di suatu desa yang sepi dan sunyi, jauh dari gemerlap lampu malam yang terang benderang. Waktu itu matahari pagi terbenam di sebelah barat. Hujan sangat deras waktu itu dan bahkan banjir. Pada saat itulah di rumah sakit kecil milik seorang warga yang berbaik hati membukakan pintu demi terlahirnya anak yang berbeda dan luar biasa. Tepat pukul 19:25 hari Selasa Kliwon 12 Desember 1995 lahirlah bayi imut nan lucu yang melegakan seluruh keluarga kecil itu.
Perkenalkan anak itu adalah aku. Halwa Latief Naja. Anak yang diingikan orang tuanya menjadi anak yang manis, lembut dan berhasil. Latief panggilanku.  Aku lahir di Pacitan. Aku anak ke-2 dari 4 bersaudara. Aku anak blasteran Pacitan(ayah) dan Klaten(ibu). Ayahku bernama Nuruddin dan Ibuku bernama Kirkiyem. Kakakku bernama Masyrifah Ayu Azny, dan adikku Yusuf Qithfirul Aziz dan Ulfa Zada Rosyida. Orangtuaku kini mendiami surga yang kami namakan gubuk di Gesingan, RT 01/VIII, Tulakan, Kecamatan Tulakan, Kabupaten Pacitan. Sedangan anak-anaknya telah berpetualang di negeri antah berantah.
                Sejak aku lahir sampai sekarang banyak pengalaman yang menghampiri kehidupanku. Mulai dari umur 9 bulan aku sudah bisa jalan sendiri tanpa bantuan orang tua. Aku mempunyai teman sebaya yang umurnya hanya terpaut 6 bulan, yaitu anaknya Pakdeku, namanya Muhammad Zamroni Habib Aminuddin. Dia temanku satu perjuangan dan teman paling akrab sampai habis SMP nanti. Dia teman yang asyik. Sering kami menghabiskan waktu berdua dengannya. Main di sawah, mandi di sungai, mencari ikan di kolam, main layangan. Temanku yang sebaya lain adalah kakak ponakan ku bernama Muhammad Yunus dan adikku sendiri Yusuf Qithfirul Aziz. Wajar kalau kami bermain di sawah, sungai karena kami di desa yang sangat terpencil, jauh dari kata kota dan gemerlap lampu malam.  Aku masuk pendidikan waktu umur 5 tahun pada tahun 2000/2001 yaitu di TK Busthanul Athfal Tulakan. Aku mulai dari TK jalan kaki berangkat dan pulangnya, sekitar 6km PP. Sangat disayangkan memang, terlahir jauh dari sekolah dan ternyata aku setahun belum bisa tulis dan hitung. Walhasil aku hobi membaca tulisan apa aja, mulai dari koran, tabloid, majalah. Sifatku yang ingin tahu semua hal menutupi kekuranganku dalam tulis hitung. Untung ayahku sangat pintar dan sangat sabar menjawab semua pertanyaanku sampai sampai dalam mengisi TTS pun aku tanya semua pada ayah. Sangat luar biasa.
Karena ayahku tidak ingin aku lama-lama di TK aku dimasukkan ayah ke MIN Tulakan setelah 1 tahun di TK. Ya, pada tahun 2001/2002 aku memulai sekolah dasarku. Aku masih ingat bagaimana orang tuaku sangat khawatir di hari pertama aku masuk sekolah mengingat aku belum bisa tulis hitung. Namun seolah itu semua sirna ketika aku pada suatu hari Kepala Sekolahku yang kebetulan Pakdeku bilang ke ayahku, “Nur, Anakmu tidak usah kut pelajaran kelas 1 aja, dia sudah layak ikut pelajaran kelas 6, Lha gurunya saja belum selesai nulis soal matematika yang penjumlahan dia sudah selesai menjawab”. Aku bersyukur, Alhamdulillah Allah. Dan penerimaan hasil belajar pada semester 1 kelas 1 pun tiba. Ayahku yang mengambil dan katanya aku peringkat 2. Sangat gembira waktu itu. Tetapi ayahku tidak puas karena peringkat 1 nya anak perempuan, namanya Anze Meidasasi. “Bagaimana kamu ini kok bisa kalah sama anak putri, mau jadi apa kamu nanti?inagtlah kamu hanya anak desa yang tidak punya apa-apa kecuali otak dan pikiranmu” begitulah kira kira perkataan ayah. Aku pun belajar lebih sungguh sungguh lagi. Dan kenaikan kelas pun aku bisa mengaahkan sainganku utama. Tapi itu tidaklah lama karena smester 1 kelas 2 aku tersalip lagi. Tetapi ternyata aku dapat giliran setiap kenaikan kelas, dan dia di semester 2 sampai kelas 6 sekolah dasar. Banyak kenangan tak terlupakan di jenjang sekolah dasar ini. Seperti mulai kelas 2 aku sudah menjadi pengisi tetap acara perpisahan kakak kelas 6, ada juga ketika aku kelas 5, aku mendapat kesempatan merasakan bagaimana lomba Pramuka tingkat Kabupaten Pacitan walaupun kami cuma mendapat pengalaman. Oh ya, selain pramuka, hobiku adalah bermain catur, membaca. Sampai sampai aku punya perpustakaan pribadi di rumah. Setelah perjalananku dari kelas 1-5 selesai maka kulangkahkan kakiku pada kelas 6, aku mulai fokus persiapan ujian, baik ujian sekolah maupun ujian nasional. Tak kurasa aku sudah selesai melaksanakan tugas akhirku sebagai muris sekolah dasar. Tinggal banyak doa. Sudah menjadi kebiasaan sekolah kami melepas muridnya dengan acara perpisahan bersamaan dengan pengumuman hasil Ujian Nasional di depan orang tua kami. Deg.. deg.. begitulah kira kira degup jantung kami waktu itu. Sangat tidak disangka aku yang dulunya anak ingusan, anak desa, tidak bisa tulis hitung waktu pengumuman Ujian Nasional mendapat peringkat 1 se- MIN Tulakan dan peringkat 2 se-Kecamatan Tulakan. Aku pun disalami sama anak putri  waktu turun dari panggung. Namanya Mega Dewi Widiyanti dan juga Anze Meidasasi, Dhona Hidayati, Lina Yulianingtyas, karena mereka memang teman dekatku yang sejalan pulangnya. Aku menangis bahagia di hadapan ibukku waktu sampai rumah. Sungguh ibuku juga sangat bangga dengan anak yang 1 ini.

Entah bagaimana caranya aku tiba tiba terdampar di sebuah kota yang sangat jauh bagi anak lulusan sekolah dasar yang sangat terpencil. 

Hari Indahku

Tadi benar benar hari hebat. Akhir dari awal kehidupanku di dunia luar akan dimulai. Yup perpisahan namanya. Sederhana karena emang cuma dengan adik kelas. Bukan ditempat glamour yang penuh dengan meja kursi berlapis emas 24 karat. Bukan. Cuma karpet yang kami namakan sajadah. Ya, only in  masjid bernama  Masjid Asy-Syaikhoh Ummu Abdulloh. Masjid yang telah membersamai kami selama 6 taun sampai sekarang. Masjid yang setiap hari dibacakan ayat ayat suci oleh anak-anak calon penghuni surga. Tapi bukan dari masjid aku mengambil kisah ini.
07.00-07.30 Pembinaan Wali Kelas
07.30-08.00 Jalan Sehat
08.00-09.30 Perpisahan & Doa Bersama Adik Kelas
09.30-selesai Pulang
04.30 WIB
Kisah itu berawal dari ketika aku bangun tidur. Pukul 04.30 WIB aku terbangun. Masih ingat di benakku alarm ku ku setel pukul 03.00 dan ku ulang 6 kali. Namun apa daya ternyata raga ini lebih nyaman tidur di kasur daripada bangun di sepertiga malam terakhir tadi. Kurasa sangat menyesal. Namun itu terlupakan kala aku bangun pukul 04.30 WIB. Lantas mengambil air keran dan membasuh muka ini di pagi yang dingin itu. Kulangkahkan kakiku pada sebuah bangunan cantik di dekat bangunanku tinggal. Tidak lama hanya 30 menit sih. Karena pagi itu ada kabar bahwa tidak ada Kegiatan Belajar Mengajar di kelas maka aku dengan senang hati merasakan indahnya lautan kapuk lagi. Lupa waktu tentunya.
06.00
Kudengar suara layaknya vuvuzuela samar samar. Kupicingkan telingaku. Tergoda bangun deh aku. Kulait di layar laptop ada orang main bola. Ha? Jam segini ada yang main bola. Ternyata Piala Dunia U-17 untuk wanita yang diadakan di Kosta Rika. Oooo... liat bentar dan aku capcus mencari ide ide gila di atas kami menabung tiap pagi. Niatku mau berangkat pagi sih. Karena aku udah rapi sejak 06.30. Tapi, gakada temen. Yauda liat bola aja disambi makan pagi itu memakai tahu tempe bacem. Akhirnya dateng nih pahlawanku bernama Arif. Dan aku pun menapaki jalanan yang mulai rame dengan anak anak sekolah yang hilir mudik.
07.00
Aku seneeeeeeeng banget rasanya pagi itu. Entah kenapa. Padahal semalem aku merutuki diri sendiri masak di permainin sama adikku sendiri coba. Lupakan. Aku juga merasa agak sedikt lebih tampan dari biasanya. Rambut klimis model “under cut” dengan belah pinggir sisir ke kiri. Hidung agak mancung dan bibir sedikit menggoda. Aku memakai kaos biru panjang polos dengan V-neck di leher warna merah dan logo “Ikatan Dhimas Diajeng 2012/2013” di dada kiri juga tulisan “IDD 12/13 UMS” di punggung dengan huruf putih mencolok. Ya, itu membuat bangga aku setidaknya. Karena apa?karena itu baju anak anak peserta Dhimas Diajeng Pramuka UMS. Lanjut dengan celana pramuka panjang dan aksesoris alas nya memakai sandal gunung. Keren kan? Tas nya sih cuma Eiger Wings-01 hitam polos dan di sisi kanan tas ada botol Tupperware warna merah ukuran sedang. Simpel sih aku kalo kemana mana. Cuma bawa laptop, handphone, charge, ATM, KTP, SIM, pensil dan note. HAHAHA.
07.30
Katanya sih mau ada pembinaan dengan wali kelas biar makin akrab gitu, tapi apa daya ternyata wali kelas pada belum dateng. Yaudah gakjadi, inilah watak masyarakat Indonesia yang membuat tidak bisa bangkit dari keterpurukan pola sosial dan kedisiplinan bangsa ini. Dan di skip dengan kumpul semua warga sekolah di halaman. Dimulai dengan menyanyikan lagu “samudera Kehidupan” dan diakhiri doa maka jalan sehat pun dimulai. Bayangkan aja jalan tuh ya keluar dari gerbang sekolah belok kanan. Jalan 200 meter belok kiri dan 100 meter kemudian belok nikung kanan. Lurus sampai pojok dan belok kiri lanjut 50 meter di depan ada perempatan belok kanan, lalu belok kiri di pertigaan kemudian lurus belok kiri luruuuus belok kiri lurus belok kanan, perempatan belok kiri dan lurusss sampai jalan Solo-Jogja KM. 01 dan belok kiri lagii sampai gerbang gang sekolah belok kiri dan sampai deh. Cuma 30 menit kok. Sampai di sekolah disambut sama makanan dan minuman. Gak biasanya banget gitu loh. Alhamdulillah dengan sepotong Donat bertabur coklat dan sebotol “Teh Pucuk Harum” mampu membuat raga ini serasa terbang ke angkasa melewati langit biru dan kemudian mental kena lapisan ozon. Balik lagi ke tanah udah seger.
08.15
Lagi enak enaknya makan dan minum nih aku dikejutkan sama berita yang memmbikin aku heboh. Masak 10 menit mau dimulai acara Perpisahan dan doa bersama dengan adik kelas aku diberitau kalo aku yang jadi perwakilan anak putra angkatanku untuk menyampaikan pesan kesan. Yaaaa.. saya terimalah, bukan, ya saya tidak terimalah. Tetapi mau protes?sayangnya tidak bisa batin ini memungkiri hati kecilku. Malam sebelumnya aku membayangkan aku yang menyampaikan pesan dan kesan, dan ternyata terjadi. Pertanda apakah ini?. Sejenak aku drop karena bingung mau nyampein apa. Lalu terbersit ide cemerlang yang gila bin aneh. Aku tanya pendapat ke teman temanku. Karena itu tempatnya di dalam masjid jadi aku mau buat yang serius. Yang berwibawa dan mengena tepat di hati. Ya karena belum ada persiapan sama seklai ya pastinya aku grogi kan ya meskipun dulu sering maju menyampaikan hal yang seperti ini. Tapi ini beda. Beda banget rasanya. Teman temanku di sampingku memberi support terus kalo aku bisa melakukan ini semua. Demi kami semua katanya.
08.45
Grogiku makin menjadi karena acara sudah berlangsung tetapi terselamatkan karena bukan terawali oleh aku tetapi diawali oleh Kepala Sekolah kami tercinta. Bapak Heri Sucitro namanya. 20an menit kalik ya beliau menjelaskan tentang acara ini dan pesan kesannya.
09.00
--- Berdiri, ekspresi datar tanpa salah,tangan satu megang mik, satu menekuk di dada ---
--- mata menunduk gak berani liat audiens. Diliatin 300an anak SMA. ---

:*
Guruku mengisyaratkan waktuku menyampaikan pesan kesan habis, yaudah aku tutup
“wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh”
Kata temenku terlalu lama. Renyah tapi tidak bergizi. Hahaha..
09.20
Levina Almira. Calon dokter dan mantan Sekretaris MPS masa jabatan 2012/2013. Ya, di yang menyampaikan pesan kesan dari perwkilan angkatan 4 putri. Bergizi tapi tidak renyah katanya. Tapi bagiku bagus kok, Cuma bentar banget gitu sihh. Lanjut ke Yahya Abdullah kelas 10 selaku perwakilan angkatan 6, dan Rois Ahmad Rifa’i selaku perwakilan angkatan 5 yang dia nyanyi lagu perjuangan gitu.
09.30
Mr. Budi.. (teng teng teng teng) ya beliaulah guru Biologi, wakasek kurikulum dan Master Hypnotherapist sekolah kami. Sampai pada nangis nangis. Isinya tentang kejujuran yang harus dijunjung tinggi. Dan kemuddian doa oleh M. Ihsan Fauzi selaku guru Fisika dan Wakasek Kesiswaan. Lalu salam salaman dan ini aku nangis jujur ya, di pundaknya Ariqo, Inu, dan Faza yang paling lama. Karena aku merasa mereka adalah semangatku di sekolah ini. Suer. Sudah cukup sampai disini untuk perpisahannya.
09.45-selesai
Pulang. Ya kerna sudah tidak ada kegiatan lagi dan kemudian pada berangkat kampanye di Manahan, aku ikut berangkatnya, tapi Cuma sampai UMS dan aku melihat Lomba Pramuka disana. Pas banget waktu adu bakat Dhimas Diajeng. Sekedar info aja, aku dulu waktu adu bakat di lomba yang sama aku menarikan Tari Saman dari Aceh. Dan komentarnya positif, tapi menurutku kayak orang gila, masak nari sendiri di tengah gitu padahal kan biasanya bareng bareng gitu. Ketemu Adib, Alda, Enita Dea, Hutama, Puspita, Ratna, mas Jothat, Mbak Hana, Mbak Lia, Mas Edi, Mbak Jatin, Trus pulang karena laper dan panas disana. Di jalan aku di iringi kampanye partai yang katanya INDONESIA HEBAT ituloh yang konvoi di kampung kampung layaknya jalan mereka sendiri dengan seenaknya ngusir motor motor yang menghalangi laju motor mereka, ditambah motor yang dipasangi knalpot yang abal abal harganya paling 10 ribuan. Bising, untung aja aku udah agak jauh jalan dari mereka. Sampai di rumah udah gakada orang. Sepi. Tak cari cari akhirnya nemu anak gemuk sedang tidur di lante atas. Alify namanya, adik sepupuku. Karena masih tidur aku ambil iPhone 5-nya dan tak stalk semuanya. Karena gak bangun bangun yaudah aku kebawah, cari koran, selesai baca tidur deh nunggu teman kesini nganter laptop sama uang sama ATM ku yang ketinggalan. Jam 3 aku baru bangun dan tak kirain udah jam 6 wkw. Niatnya sih mau liat lomba lagi, tapi males banget jalan tuh rasanya. Yaudah di rumah aja nemeni adikku nonton TV. Habis itu jalan bentar ke kos dan disana juga kek gakada kerjaan, yaudah balik lagi ke rumah dan sampai sekarang aku nulis ini aku kek orang blo’on yang gakada kerjaan sama sekali. Eh ada, aku ditemeni si jelek Isyfan Ihda Aulia. Nganyeli banget masak tak suruh transfer paket datanya dia dan dia mau ngirim padahal. Tak tanya “kamu punya paket internet?” “Enggak”
“-___-“. Gakada uang. Gakada internet. Yaaaa nasib lah. Tapi over all, aku suka hari ini. I Love Today.

Rumah putih, 00:09, 6 April 2014
HalwaLatiefNaja


*ngebo* *penuheditan*